Jakarta – Seniman bengal itu memang telah wafat. Kepergiannya ditangisi puluhan penggemar, sahabat hingga rekan sejawat dalam karier bermusik. Yang pasti, almarhum Harry Roesli meninggalkan sederet cerita, termasuk karya-karya papan atas selama kariernya. Tentu saja, karya-karya itu menarik untuk diburu sebagai barang koleksi.
”Waduh, saya baru aja ngelepas (baca: menjual) dua kaset Harry Roesli kemarin. Telat sih datangnya,” sebut Bang Haji, salah seorang penjual kaset dan piringan hitam lawas di bilangan Jl. Surabaya, Jakarta. Dua kaset tadi berhasil dilego seharga Rp 100.000. Dan, kini Bang Haji mengaku kehabisan stok koleksi karya-karya Harry Roesli. Menurut pengakuan Bang Haji, dirinya pernah berhasil tiga kali melego piringan hitam Philosophy Gang. Ini album pertama seniman asal Bandung itu yang dirilis pada 1971 dengan label Lion Record Singapore. Sayang, Bang Haji tak lagi ingat soal waktu dan harga penjualan album tersebut. Yang pasti, harganya belum melambung seperti sekarang ini. ”Waktu itu, senimannya kan masih ada,” ujar Bang Haji yang ditemui di kiosnya. Berburu koleksi karya-karya Harry Roesli bukanlah hal gampang. Di penjual-penjual kaset lawas dan koleksi piringan hitam tak selalu memiliki stok. Lian (41 tahun), penjual piringan hitam dan kaset lawas di Jl. Surabaya, malah menyarankan SH untuk mencari koleksi album seniman musik Indonesia lainnya, macam Koes Plus, A.K.A atau Dara Puspita. ”Album Harry Roesli memang susah didapatnya,” kata Lian, ramah.Selain jumlah kaset atau piringan hitamnya sedikit, sebut Lian, penggemar musik Harry Roesli memang terbatas jumlahnya. Di masa silam, kolektor yang mencari karya-karya seniman bernama komplet Djauhar Zaharsyah Fachrudin Roesli ini tak perlu dihitung dengan bantuan kalkulator alias sedikit. Kosong stok juga diakui Yusfar, penjual kaset dan piringan hitam lawas yang kiosnya tak seberapa jauh dengan kios milik Lian. Sebetulnya, Lian mendapat pesanan kaset dan piringan hitam musik Indonesia dari Kevin Blyth – kolektor asal Australia. Di antara sederet pesanan yang dikirimkan lewat selembar daftar ”barang” yang diburu, terselip pesanan kaset Titik Api – album karya Harry Roesli yang dirilis di bawah payung Aktuil Musicollection (1976).
Kelangkaan album koleksi Harry Roesli tentu melambungkan harga jual. Menurut pantauan Denny Sakrie – pengamat musik sekaligus kolektor karya seniman musik Indonesia - pada beberapa lapak khusus menjual kaset-kaset loakan seperti di Jatinegara, Jalan Surabaya, Taman Puring hingga Tanah Abang, album-album Harry Roesli yang fenomenal seperti Titik Api,Gadis Plastik dan Ken Arok dipatok dengan harga tinggi. Berkisar antara Rp 40.000, Rp 50.000 bahkan Rp 75.000. (baca juga: ”Melacak Peninggalan Karya Harry Roesli”).Padahal, ketika kaset tersebut pertama kali dirilis, Denny membelinya dengan harga antara Rp 600 - Rp 800. ”Waktu itu, saya masih SMP.” Denny paling suka dengan Philosophy Gang. Selain sampul albumnya yang kontroversial, materi lagunya juga sarat dengan kritik sosial.Denny pernah siaran bareng dengan pemusik kelahiran Bandung, 10 September 1951 ini di radio M97FM Jalan Borobudur Menteng Jakarta. ”Gue siaran sama almarhum hari Minggu, 2 Agustus 1997.” Waktu itu, Harry datang bersama gang lamanya kayak Albert Warnerin, Triawan Munaf dan Eddy Mehong.
Ada cerita yang menarik pada saat siaran bareng itu. Saking semangatnya, Harry sudah datang ke studio pukul 18.00 WIB – padahal baru mulai pukul 21.00 WIB. Akhirnya, sembari mengobrol ngalor-ngidul Denny menunjukkan Harry, koleksi album lawas miliknya. Kebetulan, materi siaran tak jauh dari lagu-lagu yang terdapat dalam album Philosophy Gang, Titik Api, Ken Arok, Tiga Bendera, Daun, Ode & Ode, DKSB, Gadis Plastik dan lainnya. Begitu ”dipamerkan”, cerita Denny, Harry Roesli justru terhenyak. Mau tahu komentar seniman yang pernah berurusan dengan pihak berwajib karena menyanyikan lagu Garuda Pancasila secara plesetan ini ketika itu, ”Gila.....euy gua sendiri kagak nyimpen.” Nah lo!”
Kontroversi” soal koleksi Harry Roesli memang tak berhenti sampai di situ. Denny pernah mendapat diskografi lengkap dari si empunya karya-karya ciamik itu. Hasilnya, ada sejumlah album yang ”hilang” alias tak pernah ditemukan di pasaran. ”Gue nggak punya koleksinya, malahan sampe sekarang gue belum pernah liat barangnya,” kekeh Denny. Mau tahu album ”langka” itu? Harry Roesli Solo 1 (1972), Harry Roesli Solo 2 (1973), Harry Roesli Solo 3 (1974), Harry Roesli Solo 4 (1975), Asmat Dream (1990), Orang Basah (1991) dan Cuaca Buruk (1992). Empat album yang pertama disebut tadi dirilis dengan label Diamond Malaysia dengan format piringan hitam. Sisanya bernaung di bawah Frog Peak, Amerika Serikat dalam bentuk cakram padat (CD/compact disc). Apa pun karya-karya Harry Roesli memang menarik untuk dikoleksi.(SH/bayu dwi mardana dari Sinar Harapan 2003)
GADIS PLASTIK - 1978
Terima kasih lagu nya nih,moga jaya selalu lagu nya kang roesli
ReplyDeleteyang album laen nya dunks biar bisa di dengar oelh khalayak banyak
mas minta lagu emilia kontesa donk..
ReplyDeletetrus lagu2 nya kurang lengkap..
punya lagu nya endang estorina...benci tapi rindu,
kalo ga salah judulnya
Saya msh punya kaset ken arok.
ReplyDeleteKoleksi satu2-nya karyHarry Roesli
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10154211774123182&set=a.10153794592303182.1073741929.698373181&type=3&theater
ReplyDeleteNEGARA KEMBALI MEMANGGIL!
Generasi 1970an hingga masa depan…
DKSB kembali mempersembahkan:
Pertunjukan kolaboratif dari para musisi dan seniman yang pernah berkarya bersama Almarhum Harry Roesli & DKSB sejak awal karir hingga akhir hayatnya.
“REUNI AKBAR DKSB & BABATURAN"
Bagi Anda yang pernah terlibat ataupun menyaksikan pagelaran DKSB terntunya masih membekas, bagaimana pertunjukan a’la DKSB sejak awal selalu mengusung spirit kolaborasi yang sangat unik, “gelo”, penuh canda & kebersamaan, membongkar sekat-sekat perbedaan dan perseteruan.
PERTUJUKAN SPEKTAKULER “KUMAHA URANG”.. PADA JAMANNYA…
YANG PENTING TETAP BERKESENIAN & DIPENUHI SUASANA KEBERSAMAAN
Bagi Anda, pribadi & komunitas, siapapun… siap-siap berkumpul, bernostalgia & menikmati kembali karya-karya Barudak Bandung - Pagelaran Kita bersama, sejak DKSB Malaria, Ken Arok, Titik Api, Musik Rumah Sakit, Musik Sikat Gigi, Off The Record, Overdosis, Opera Tusuk Gigi, dll.
Bagi para penikmat maupun pelaku seni, musik, penonton, penggemar. Bagi Anda yang masih penasaran ataupun Anda yang pernah terlibat dalam pertunjukan, pagelaran, konser, ngobrol ngalor-ngidul, nonton & makan bareng Alm. Harry Roesli & DKSB.
Bagi Anda yang mencintai bangsa & tanah air Indonesia…
- Wajib bergabung dalam acara “Reuni Akbar DKSB & Babaturan” !!!
- Wajib booking segera!!!
HIDUP ADALAH UDUNAN… HAYU ATUH KITA UDUNAN!
“Show Bareng” Rp. 250.000,-/orang (TERMASUK T-Shirt & Meals)
“Nonton Only” Rp 150.000,-/orang (TIDAK TERMASUK T-Shirt & Meals)
TEMPAT TERBATAS!!!
Segera hubungi & konfirmasi kehadiran Anda:
- Kania Roesli 0896 3606 8801
- Imang 0815 8102 551
- Mehong 0811 101 589 -
- Tri 0815 8650 0963
- Bow 0811 231 739
*Beberapa tontonan lawas dan jaya pada jamannya ini akan dimainkan kembali oleh pemeran asli pada jamannya.
Terima kasih