Sebut saja Chicago nya Indonesia atau Tower OF Power atau boleh juga James Brown. Itulah gaya musik yang The Rollies tawarkan untuk masyarakat Indonesia. Grup band asal Bandung ini memang mencoba memberi alternatif lain karena saat itu bursa musik tanah air didominasi oleh band-band pop macam Panbers atau The Mercy's. Dan tampaknya alternatif ini dapat diterima oleh penikmat musik tanah air.
Dengan mengkolaborasikan jazz rock ala Chicago dan Tower Of Power bahkan kadang-kadang muncul juga Blood Sweat and Tears (kalau teman saya bilang Blood Sweat and Tears = kerja keras, darah keringat dan air mata) dengan dipadukan musik soul ala King Of Soul James Brown, jadilah The Rollies ikut mengibarkan namanya di blantika musik rock Indonesia tahun 70 an selain Giant Step, AKA dan God Bless.
The Rollies juga terkenal karena grup ini cukup fashionable seperti pada gambar diatas yang bisa dikatakan tidak lazim pada masa itu. Kadang-kadang mereka tampil rapi dengan mengenakan jas seperti The Beatles. Dengan bergaya seperti ini The Rollies bisa dikatakan sebagai ikon anak muda tahun 70an.
Ada berita unik (kalau sekarang mungkin gosip infoteinment) yang saya kutip dari Majalah Aktuil tahu 1971 tentang perseteruan The Rollies dengan Panbers.
ROLLIES DITANTANG PANBERS.
Panbers atau Panjaitan Bersaudara, salah satu top band Jakarta telah melancarkan sebuah tantangan yang ditujukan kepada top band Bandung Rollies group. Akibat Rollies tidak jadi main ketika Musical Performances Underground Open Air Show baru-baru ini di TIM, maka band Panbers dan Gipsy juga tidak jadi main. Komentar Rollies terhadap tantangan itu: “Boleh saja…tentukan saja tanggal dan tempatnya asal di kota yang netral!”
(Dikutip dari berbagai referensi)
THE ROLLIES - TIADA KUSANGKA (1976)
The Rollies memang kurang begitu saya kenal lagu-lagunya. Tetapi saat saya bekerja sebagai penyiar di salah satu radio swasta di Semarang, saya pernah mendengar satu lagu berjudul "Salam Terakhir" yang dinyanyikan Delly. Vokal Delly memang menggelegar - tebal bila membawakan lagu-lagunya dan berbeda karakter dengan vokal Gito yang cenderung serak-serak kering (kalau yang serak-serak basah itu Rod Stewart dan Ikang Fawzy man). Saya baru mengenal lagu-lagu mereka ketika berganti nama menjadi New Rollies di akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Lagu pertama New Rollies yang saya dengar adalah "Bimbi" dengan vokal Delly di tahun 1978. Kemudian saat acara Papiko Lebaran di TVRI, saya menyaksikan ulah Gito yang pecicilan membawakan lagu "Hari-Hari" tahun 1979 dalam irama swing rock. Lama-lama saya familiar dengan lagu-lagu mereka. Cuma maaf saya kurang menyukai musik rock yang dicampur aduk sound alat tiup: trumpet-trombone-sax, kecuali alat musik flute saya suka banget. Karena kesannya jadi rada nge jazz. Waktu itu saya memang kurang suka dengan musik jazz, dan baru suka musik jazz setelah menyimak lagu-lagu Fariz RM di album Panggung Perak saat masih kuliah tingkat 2 tahun 1992, padahal tuh album dirilis tahun 1981.
ReplyDeleteKembali ke masalah New Rollies. Tahun 1983 saya mulai kenal lagu-lagu mereka macam Dunia Dalam Berita yang dibuka dengan ring tone lagu Garuda Pancasila (khas intro berita di TVRI saat itu). Namun yang saya herankan adalah format musik New Rollies yang lepas dari karakter musik Chicago atau Blood Sweet & Tears. Kedua grup itu tidak pernah membawakan lagu-lagu ska, namun New Rollies justru ketularan The Police dengan membawakan lagu-lagu berirama ska, macam "Astuti", "Mabuk Cinta", "Problema", dll. Mungkin mengikuti selera pasar yang saat itu para musisi kita tengah ber ska ria. Ada Chrisye yang ber ska ria lewat album trilogi: Resesi-Metropolitan-Nona, Jockie S demam ska di album : Punk Eksklusif, dan Perjalanan. Shympony menggelar ska di album Trapesium dan Metal, Wow menyajikan ska di album Produk Jingga, dan masih banyak lagi. New Rollies latah menjadi korban industri musik saat itu yang seolah mengharuskan menggelar ska. Padahal tahun 1983 di Inggris menjadi tahun kematian musik ska, lantaran The Police memproklamasikan bubar jalan hingga reuni tahun 1986. Sedangkan di Inggris dan Amrik tengah demam musik techno pop. Dan Indonesia baru demam techno pop setelah munculnya Kla Project di penghujung era 1980-an.
Ternyata idealisme musisi kita masih mau didikte oleh kepentingan industri musik yang tidak mengenal kata ampun. Dan itu terjadi hingga saat ini.
Mohon izin download album lama Rollies.
ReplyDeleteIndeed, gone are the songs of yesterdays, if not for people like you.
thx for sharing
Panbers?????
ReplyDeleteBand RT tuh.....