Corak musik Shark Move yang beranggotakan Benny Soebardja (vocals, guitar), Bhagu Ramchand (vocals), Janto Diablo (vocals, flute, bass guitar), Sammy Zakaria (drums, background vocals) dan Soman Loebis (vocals, piano, keyboards, percussion) tidak lepas dari pengaruh band-band progressive luar negeri terutama Jethro Tull (sangat terasa di lagu andalannya My Life).
Pada tahun 2007 Shadocks Record, sebuah perusahaan rekaman Jerman, tertarik untuk merilis ulang album Ghede Chokra's ini (kok dari negeri sendiri gak ada yang tertarik untuk merilis ulang ya??). jadilah Album ini go international setelah lebih kurang 35 tahun terlupakan dan ternyata mendapat sambutan yang cukup baik dari penikmat dan kritikus musik internasional.
Pada 30 April 2008 Shark Move (waktu itu meyisakan 2 personilnya Benny Soebardja dan Janto Diablo) sempat tampil di Sabuga, Bandung, dalam rangka penghormatan untuk alm. Gito Rollies. Mereka membawakan 4 lagu yaitu My Life, Butterfly, Bingung, dan Madat. Dengan dibantu oleh musisi dari generasi di bawahnya tidak mengurangi kedahsyatan mereka di atas panggung.
SHARK MOVE - GHEDE CHOKRA'S (1970)
Kalau saya dengerin lagu-lagu milik Shark Move, mereka terpengaruh gaya musikalitas Uriah Heep, Jethro Tull, Gentle Giant, dan sedikit Deep Purple. Coba dengarkan gaya bermusik pada lagu "My Life" yang mengingatkan pada gaya musikalitas lagu "Juli Morning" nya Uriah Heep dipadu dengan musik funk bit rock seperti yang terdapat pada komposisi "Never Before" nya Deep Purple. Sementara lagu "Butterfly" lebih kental dengan aroma Deep Purple terutama di bagian jeda yang menonjolkan permainan organ mirip dengan gaya permainan Jon Lord pada lagu "Help"(karya Lennon/ Mc Cartney) yang diarransement ulang Purple di album Shades Of Deep Purple (1969). Sementara pada lagu "Harga" mereka terimbas gaya musikalitas lagu "From The Beginning" nya Emerson Lake Palmer, terutama genjrengan gitar akustik. Sementara tarikan vokalnya lebih condong ke corak vokal khas melayu. Namun memang ukuran gaya menyanyi atau melodi lagu pada masa itu, cenderung mengarah ke melayu, dan itu nggak bisa dipungkiri pada grup macam God Bless yang meluncurkan hits "Huma Di Atas Bukit". Lagu "Evil War" lebih condong ke corak musik dangdut, padahal sebenarnya mereka tengah memainkan musik slow bit rock. Mungkin kalau lagu itu baru melejit saat ini, bisa langsung disikat grup dangdut amatiran menjadi lagu dangdut koplo. Pada bagian jeda lagu ini tempo permainan drumnya agak diperlambat, namun kurang menarik lantaran beberapa bagian jeda terasa kosong hanya diisi dentaman bass dan hentakan drum. Seharusnya diisi dengan permainan kibor dengan memainkan nada-nada klasik misalnya mencomot dari karya-karya Chopin atau Schuman yang lebih pas untuk permainan kibor musik prog rock (grup musik Genesis kerap mengadaptasi karya-karya mereka). Namun permainan kibor baru muncul di bagian coda dan cenderung lebih mengarah pada gaya permainan Jon Lord (mengingatkan pada lagu "Hey Joe" karya Jimmy Hendrix yang diarransement ulang Purple di album Shades Of Deep Purple, 1969). Menurut saya album Shark Move memang mampu menjadi album yang melawan industri saat itu. Tepatnya ketika dunia musik Indonesia tengah dibuai dengan hentakan musik rock n roll khas Koes Plus, pop mendayu-dayu dari The Mercys-Favorites, lagu-lagu sendu romantis dari Bimbo, maka Shark Move menjawab keinginan pecinta musik rumit dan non komersil.
ReplyDelete'Makasih banyak ya mas Jadulman, saya udah kebingungan banget mau dapetin download "Bingung"nya alm. Soman Lubis cs. Kenangan jaman klas 1 SMA dulu waktu belum mampu punya anggaran untuk beli kaset padahal sering denger di radio. Akhirnya dapat juga jalan untuk download mp3 nya walau sempat nyasar download dari youtube yang kualitasnya seadanya banget, saat live-nya Shark Move sepertinya. 'Makasiiiih banget, rasa haus saya teratasi!
ReplyDeleteMas Nugroho Wahyu Utomo fasih banget ya ulasan/komentarnya, kasanah pengetahuan saya tentang lagu-lagu dan pemusik "jadul '70an" yang me-legenda jadi makin lengkap. Thanks alot
Salam,
Mardi Yuwanti (Yuyun)
Shark move memang terbilang berani melawan arus pada jaman itu.
ReplyDeleteSeharusnya lagu2 SharkMove di Remake, tentunya dengan sound 70an yg lbh mantap...
shark move dengan gedhe cokrosnya adalah keberanian memunculkan identitas sebuah ekspresi generasi muda saat itu,ketika kran budaya barat dibuka ke khalayak umum Indonesia pasca era ngak ngik ngok. semisal "evil wars" cengkok rock melayu terutama pada spelling vokal yang Indonesia bgt dalam sebuah bentang komposisi art rock dibuka intro mengadaptasi gaya yess, dimana acoustic guitar menjadi bagian rithym section,sungguh aduhai om @ kita ni .....
ReplyDeleteluar biasa mereka ini, musiknya indah dan tidak menjiplak. mereka perintis lagu2 rock indonesia yang pantas dapat bintang
ReplyDeletesaya baru dengerin My Life, Butterfly, Harga dan Bingung. yg lain blm dapet. tapi gpp, sy udah bs mbayangin dahsyatnya musikalitas Om Benny Subardja dkk. walau dengan teknologi yg blm secanggih skrg, gak kering ide, sampai njalanin (kerjasama dgn ) The Lizard dan - tentu aja - Giant Step, dari 70-80an. energi yg kayaknya gak keliatan di masa" saya, 80an akhir-2000an. salut!
ReplyDeleteSaya sangat senang bisa denger lagi lagu2 Shark move,dulu sekitar tahun 1974 saya punya piringan hitamnya.saya dapat piringan hitam itu dari langsung dari Bhagu Ramchand karena waktu itu alat2 band yg mereka pakai(Shark move) dibeli oleh orang tua saya.
ReplyDeleteTerimakasih band sharkmove ada disini mengobati rasa rindu ,sudah lama saya cari2 lagu2 sharkmove akirny muncul juga,utk mengenang papa tercinta sammy zakaria....band sharkmove dan karyany memanng luar biasa
ReplyDeleteAkhirnya dapet juga ini band jadul. Makasi banyak om - om sepuh semua. Semoga musik Shark Move tidak pudar di Indonesia
ReplyDeleteWah saya tau Band Shark Move setelah ngefans berat sama THE SIGIT, karena mereka banyak terinspirasi oleh band tersebut. Pas didengerin, busyeet kereeeen! Makasih ya Om. Btw, kalau mau beli di Jakarta di mana yah? Di Musik Plus Sarinah ada ga ya? Makasih.
ReplyDeleteFuzz Wave Festival is an Inter-generational music festival which consist of a variety of musicians that adopt the style of different eras. They are musicians who alternate the roots of 60's/70's music, as well as bringing some Psychedelic/Stoner/Desert/Doom or late 80's /early 90's influental music like Grunge/Hardcore/Progressive. Incorporating thick or fuzz distortion which deepened your senses down to the earth, or bring you to the other space.
DeleteWe will showing up in Jakarta and Bandung with confrimed major acts such as :
25 October 2014 (FIX)
Jakarta - Basement Cafe Kemang
17.00-00.00
Line Up :
- SHARKMOVE
- MATIASU
- SIGMUN
- GAUNG
- KIEF
- THUNDER SANCHEZ
17 January 2015
Bandung - AACC/Majestic Asia Afrika or BOSCHA Astro Observatory (to be confirmed)
17.00 - 00.00
Line Up :
- SHARKMOVE ft REKTI THE SIGIT
- DAUD
- HEAST
- BARRYSAURUS
- KELELAWAR MALAM
and also many artist to be confirmed soon..
itu yang tanggl 17 Januari aslina lah?? Gak sabar euy
DeleteMusikalitas yg luar biasa. Jujur aja saya baru tau ini band. Dan baru denger lagu2 nya juga. Gak nyangka di indonesia ada band kayak gini. Trima kasih banyak om Jadulman.
ReplyDeleteSenang rasanya setelah menunggu lama akhirnya dari dalam negeri ada yang merilis ulang album dari Shark Move ini
ReplyDeleteberikut saya dapat infonya dari FB
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=559506444193688&set=a.497412950403038.1073741877.100004030114612&type=1&theater
semoga dapat mengobati rasa kangen bagi para pecinta progressive/pop kreatif yang sudah lama menanti rilis ulangnya album ini dan juga buat generasi saat ini bisa jadi inspirasi untuk bermusik lebih baik lagi