Vina Dewi Sastaviyana Panduwinata - lebih akrab disapa Vina Panduwinata - lebih banyak menghabiskan masa kecil dan remajanya di berbagai negara (mengikuti orang tuanya yang diplomat). Saat berada di Jerman, Vina sempat rekaman dua single piringan hitam, ‘Java dan Single Bar’ serta ‘Sorry, Sorry dan Touch Me’.
Ketika kembali ke tanah air, Vina bertemu dengan musisi Mogi Darusman. Mogi langsung tertarik akan karakter vokal Vina lalu mempromosikannya ke berbagai perusahaan label rekaman.
Tahun 1981, album perdananya yang berjudul ‘Citra Biru’ diluncurkan di bawah label Jackson Record. Perhatian masyarakatpun langsung terpusat pada penyanyi sarat prestasi ini dan Majalah Gadis menganugrahinya sebagai Penyanyi Wanita Terbaik.
Ketika kembali ke tanah air, Vina bertemu dengan musisi Mogi Darusman. Mogi langsung tertarik akan karakter vokal Vina lalu mempromosikannya ke berbagai perusahaan label rekaman.
Tahun 1981, album perdananya yang berjudul ‘Citra Biru’ diluncurkan di bawah label Jackson Record. Perhatian masyarakatpun langsung terpusat pada penyanyi sarat prestasi ini dan Majalah Gadis menganugrahinya sebagai Penyanyi Wanita Terbaik.
Pada 18 Februari 2006, setelah 25 tahun malang melintang di industri musik Indonesia, Vina menggelar konser tunggal yang bertajuk 'Viva Vina' di Jakarta Convention Center.
Prestasi nasional dan internasional yang pernah diraih Vina antara lain:
- Penyanyi pada RCA, Hambrug, Jerman (1978-1979)
- Penampil terbaik Festival Lagu Populer Nasional 1983 (lagu ‘Salamku Untuknya’)
- Penampil terbaik Festival Lagu Populer Nasional 1984 (lagu ‘Aku Melangkah Lagi’)
- Penampil terbaik Festival Lagu Populer Nasional 1985 (lagu ‘Burung Camar’)
- Pembawa lagu terbaik Festival Lagu Pop Internasional Tokyo 1985 (lagu ‘Burung Camar’)
- Peserta Asia Pacipic Broadcasting Union Pop Song Contest, Singapura (1985)
- Peraih Lifetime Achievement AMI Awards 2006
(Dikutip dari berbagai sumber)
The Best Of Vina Panduwinata (Versi JaDuLMaN)
Kalau biasanya ada penyanyi pop atau grup musik baru, saya cenderung akan menyamakan dengan penyanyi atau grup band luar. Namun terhadap Vina Panduwinata, saya bingung mau menyamakan dengan siapa. Sheena Easton kah? Olivia Newton John kah? Dione Warwick kah? atau Madonna kah? Bahkan ketika Vina belum mendapat julukan si "Burung Camar", saya sering bingung sendiri, dia itu masuk genre musik mana? Pop, atau jazz? Sepintas menyimak album pertama Citra Biru (1979) yang bernuansa pop orchestrasi sedangkan Citra Pesona (1983) ada sedikit sentuhan jazzy, bahkan verse lagu "Dunia Yang Kudamba" sempat mirip dengan reffrain lagu "Malaikat Juga Tahu Juaranya" nya Dewi Lestari. Tetapi pada saat penyanyi berambut kriting ini meluncurkan album Citra Ceria (1984), Cinta (1985), dan Cium Pipiku (1987), saya berkeyakinan bahwa dia ada di genre pop yang kebetulan kalau diminta membawakan lagu jazz juga mampu walau nggak sehebat gaya menyanyi Margie Siegers (karena memang beda aliran).
ReplyDeleteSebuah pengalaman lucu pernah saya alami ketika Vina baru ngetop lewat lagu "September Ceria" di tahun 1983. Waktu itu saya masih kelas V SD dan suka nguping lagu-lagu nya Chrisye. Sedangkan kakak-kakakku mulai bosan dengan Chrisye dan tengah menyukai Vina Panduwinata. Biar kasetnya Vina nggak pernah diputar, maka saya menyembunyikan kaset Vina di bawah kolong tempat tidur. Tetapi akhirnya ketahuan juga...he he he. Pada akhirnya saya latah suka dengan lagu-lagu Vina, tetapi butuh waktu lima-sepuluh tahun...jadi kesimpulannya saya nggak gampang nguping lagu dari penyanyi baru. Butuh waktu bertahun-tahun. Kasus yang sama juga menimpa saya ketika baru menyukai The Police di saat duduk di bangku kuliah tingkat akhir tahun 1996. Padahal The Police sudah lama bubar tahun 1983, jadinya 13 tahun baru seneng. Aneh ya?