07 March 2009

CHRISYE DAN TELINGA KITA

Saya baru tahu ternyata Chrisye pernah juga tampil di layar lebar walaupun bukan sebagai peran utama, yaitu pada film Seindah Rembulan yang dibintangi Iis Sugianto dan sebagai bintang tamu pada film Gita Cinta Dari SMA. Tapi tampaknya Chrisye tidak berminat pada dunia akting sehingga tidak pernah lagi menerjuni seni peran. Mungkin karena tidak bisa berakting pula sehingga Chrisye hampir tidak pernah bergaya dan bergerak banyak dalam setiap penampilannya baik di panggung maupun di layar kaca.

Soal tidak banyak gaya dalam penampilannya mungkin juga karena kebanyakan lagu-lagunya yang memiliki tempo sedang-sedang saja . Pada tahun 1985 setelah lepas dari Jockie S, Chrisye merilis album Aku Cinta Dia dengan menggandeng Addie MS dan Raidy Noor. Berbeda dengan lagu-laguya bersama Jockie yang cenderung bernuansa art rock dan bertempo sedang-sedang saja, bersama Addie MS dia mulai membawakan lagu-lagu bertempo cepat dibalut aroma pure pop. Yah inilah kejelian Chrisye dalam mengikuti selera telinga kita, para penggemarnya, dengan merangkul penata musik yang sesuai dengan selera pasar. Bukan begitu Mas Nugroho???




CHRISYE - PANTULAN CITA (1981)
  1. Kencana
  2. Sentuhanmu
  3. Desah Kalbu
  4. Kala Mega Kian Mendung
  5. Tragedi
  6. Tragedi Badai
  7. Putri Ayu
  8. Perkasa Manusia
  9. Hening
  10. Pantulan Cinta

4 comments:

  1. Chrisye memang pernah tampil dalam layar lebar dalam kedua film yang disebutkan itu. Khusus untuk film Seindah Rembulan, kabarnya Chrisye dipaksa oleh Sys NS dan ujung-ujungnya Chrisye marah-marah pada orang Prambors itu termasuk bertengkar dengan sang sutradara. Mau nya Chrisye, dia hanya ingin eksis di dunia musik, bukan dunia di luar musik seperti yang dilakoni artis musik saat ini...ada yang jadi bintang iklan, sinetron, film, sampai caleg...he he he he. Itulah idealisme seorang Chrisye yang patut diteladani oleh musisi generasi berikutnya.
    Soal album tahun 1985, bukan album Aku Cinta Dia, tetapi album Sendiri yang musiknya digarap Addie M S. Kalau album Aku Cinta Dia musiknya digarap keroyokan oleh musisi zona 80-an yaitu Herman Geely, Raidy Noor, Ajie Soetama, Chandra Darusman, Bagoes AA, sampai Addie MS dan digarap serta dirilis tahun 1986. Kemudian Chrisye mulai kerjasama dengan seorang Addie MS pada album Hip Hip Hura Hura (1986) yang musiknya digarap secara komputerized oleh seorang Addie MS pula.

    ReplyDelete
  2. Album Pantulan Cita merupakan album Chrisye yang kurang begitu dikenal setelah album Percik Pesona (1979). Padahal banyak penggemar Chrisye yang terkagum-kagum dengan album yang sampulnya menyerupai sampul album Peter Gabriel II (1978)(diduga Chrisye yang suka Genesis memang ingin seperti Peter Gabriel dan ketika bersama Jockie Suryoprayogo kerap menggelar musik-musik yang mirip dengan musik Genesis era album Selling England By The Pound, 1973). Format musik dalam album ini mencoba lepas dari karakter musik Badai Band yang kerap nge Genesis, Kayak, atau Yes. Pada awal tahun 1980-an menjadi moment bangkitnya musik jazz dengan sentuhan funk yang merupakan pengaruh dari kebesaran musik khas Chickorea, Herbie Hancock, dll. Banyak musisi pop saat itu menggelar musik dengan sensualitas jazz dalam adonan musik pop nya seperti Fariz yang baru saja meluncurkan album kedua nya Panggung Perak pada tahun 1981. Chrisye dan Jockie pun latah menjajal gaya musik pop dengan sensualitas musik jazz seperti yang pernah di jajal dalam komposisi Lagu Putih di album Puspa Indah (1980). Format musik jazz yang funk itu hadir pada lagu Kencana yang terasa mirip dengan karakter lagu Fariz RM ketimbang Chrisye. Artinya lagu tersebut memang pas bila dibawakan oleh Fariz walau bukan ciptaan Fariz. Sayang, Chrisye seperti terseok-seok ketika membawakan lagu dengan bergaya jazz. Sama halnya ketika dia membawakan lagu Jurang Pemisah dan Mesin Kota dalam album Jurang Pemisah, Chrisye seperti tersiksa di jalur art rock. Beruntung dalam album ini masih ada dua lagu yang nge Badai seperti Desah Kalbu dan Kala Mega Kian Mendung. Sementara pada lagu Putri Ayu, melodi reffrainnya mengingatkan pada lagu Jelausy nya Queen. Namun karakter Chrisye yang pas baru terasa pada lagu pemungkas Pantulan Cita yang berkadar pop, walau sebenarnya lagu tersebut merupakan penetralisir setelah beberapa lagu Chrisye tampak terseok-seok dalam eksperimen yang dilakukan Jockie sebagai penata musiknya. Saat album ini akan digarap, sebenarnya Chrisye sudah merasakan ketidak cocokan dengan Jockie, karena musisi asal God Bless itu kerap bereksperimen dengan karakter musik yang diluar karakter musik khas Chrisye. Namun Chrisye memilih mengalah dan terjadilah album yang ternyata kurang begitu terdengar gaungnya. Sehingga membawa Chrisye harus rehat dari dunia musik selama dua tahun hingga akhirnya dia bertemu lagi Eros Djarot dan sepakat kerja bareng dengan Jockie lagi menggarap album Resesi (1983) yang meledak sukses.

    ReplyDelete
  3. album pantulan cita saya dapatkan pada tahun 1986, maklum, sy baru menyukai alm. tepatnya tahun 85, wktu keluar album sendiri, sebelumnya sy ga kenal sama sekali alm... sy rasa album ini "garing", ga ada yg spesial sama sekali...hampir mirip dgn album percik pesona dr segi nuansa.. lirik yg terlalu sangsekerta.., dr segi melodi terasa lurus-lurus aja. tp sebagai pecinta berat alm, sy koleksi album tersebut, walaupun nyarinya di tukang loak..kalo ga salah di jl. merdeka bogor...

    ReplyDelete
  4. Looh, album-album (kaset) nya Chrisye saat kerja bareng dengan Yockie S tahun segitu kan masih diremaster oleh Musica Studio. Sampai tahun 1990 di toko-toko kaset kota saya masih dipajang kaset-kaset Chrisye era nya Yockie S sebagai penata musiknya mulai dari Badai Pasti Berlalu dengan cover Christine Hakim lagi lari-lari (nggak tahu tuh lari dikejar Roy Marten, Slamet Raharjo, polisi, tsunami, maling, atau anjing)sampai album nya Chrisye berjudul Nona (bukan Nona Lisa...looh). Kecuali album Jurang Pemisah yang baru diremaster tahun 1995 oleh Aquarius (soalnya Aquarius yang punya lisensinya, dulu Pramaqua-Prambors Aquarius, sama dengan album God Bless - Huma Di Atas Bukit yang covernya bergambar Achmad Albar). Kalau album Pantulan Cita, baru saya peroleh akhir tahun 1989, sebelumnya saya melengkapi koleksi Chrisye album dengan album Sabda Alam, kemudian setelah dapat Pantulan Cita, saya beli album Puspa Indah pada tahun 1990. Waktu itu kemasan kaset Indonesia maupun barat rada tebal dan terbuat dari plastik berwarna putih, bentuknya rada norak gitu. Mungkin kalau beli di penjual kaset loak, apa pingin harga yang miring ya? Padahal harganya mungkin bisa lebih mahal. Namun zaman segitu kaset Pantulan Cita belum langka seperti saat ini (kalau CD Albumnya masih ada), jadi harganya masih miring.

    ReplyDelete

Jangan Lupa Kasih Komentarnya!!!